not-so-review film: Posesif (2017)



Sebagai orang yang suka sama Adipati semenjak dia jadi Virgo di sinetron Kepompong (SCTV) tentu gue sangat excited ketika ngeliat nominasi FFI 2017 dan film ini (Posesif) banyak masuk.

Awalnya ngecek karena mau liat seberapa banyak film dari sutradara favorit gue (Joko Anwar) masuk nominasi, eh.. malah kepincut dan penasaran sama film ini, langsung gue meluncur ke youtube dan liat trailernya. Agak bingung sih kok felem anak SMA SMA gini bisa masuk nominasi film terbaik gitu emang ceritanya cemana?! Akun youtubenya juga isinya kaya vlog-vlog manis manja gitu ya.. Akhirnya klik trailernya yang durasinya 2 menitan kalau nggak salah dan.. W O W.. trailer yang serem dan menjanjikan.

Setelah nonton trailernya gue bragging kesana sini ngomong sama temen ada film bagus nih bakal rilis akhir Oktober (waktu itu menjelang akhir September kali ya pas gue nonton) dan gue udah sangat excited dari sebulan lebih sebelumnya sampai gue bilang sama cowok gue bahwa 'KAMU HARUS MAU AKU AJAK NONTON FILM INI YA, JUDULNYA POSESIF, TAPI INI BUKAN YANG ALAY ALAY GITU KOK, OK, HARUS. MAU!'

dan akhirnya saatnya pun tiba.. hari Jumat lalu (27 Oktober), pulang kerja, se semangat itu, gue langsung ke bioskop. Beli tiket nonton nyuruh cowok gue antri because kacamata gue ketinggalan di mobil jadi biar nggak rebek gitu (agak nggak penting curhatan ini) tapi antriannya panjang and gue surprise ternyata cepet juga, pas abis ngambil kacamata tiketnya udah dapet, kemudian duduknya pas di tengah (F) lagi w demen sangat.

Kebiasaan, gue kalo excited nonton sesuatu bener-bener se excited itu. Gue juga selalu excited nonton film indonesia yang gue nanti-nanti tapi selalu kecewa. Tapi, untuk kali ini berbeda..



Awalnya dibuka dengan Putri Marino yang cantik banget pake baju renang badannya bagus woy, pagi-pagi sebelom berangkat sekolah gitu, sehat abis, atlet yang sangat totalitas pokonya.

Kemudian scene disekolah..
Temennya dua, cewek-cowok, lucu dan natural aktingnya.

And there is Yudhis (Adipati), looking good as always, anak baru yang make sepatu putih, which is dilarang dan harus diambil sepatunya, dan there is.. Lala (Putri Marino) yang ngeliatin adegan tersebut sambil mesem-mesem mungkin dalem hatinya berkata anak baru ini ganteng juga, gitu.

Takdir ngga berenti sampai disitu, keduanya dipertemukan lagi dalam misi mengambil sepatu Yudhis yang di sita. Lovey dovey scene belom ada, tapi asli manis banget cara keduanya tatap-tatapan.

Akhirnya takdir membawa Lala ngedate sama Yudhis, dan keduanya semakin nunjukin bahwa mereka emang have feeling for each other (secepet itu, iya, karena emang suka sama orang pada dasarnya tidak membutuhkan waktu lama).

Kemudian, menariknya, adegan mereka PDKT dan Pacaran tuh kaya di fast forward dengan lagu yang asyique jadi kaya hype banget liat proses keduanya saling unyu unyu.

Masih manis banget sampai Yudhis nunjukkin 'sifat aslinya'. Things get complicated and Lala became a mess. But still, keduanya bisa nunjukkin kepenonton bahwa mereka saling sayang, banget, banget.

Hal yang membuat gue salut adalah akting Putri Marino disini, emosinya itu real banget, aktingnya on point, mulai dari hal simple dari cara dia interaksi sama Ayah-nya, sampai cara dia natap Yudhis dan tersenyum lebar tuh apaya? We know she love him so much gitu lho.

Adipati, you did great honey! Ada adegan kalau dia udah mulai act crazy minta maaf atau tempramennya keluar itu bener-bener emosi dia sampai banget ke penonton (atau at least ke gue).

Tanpa mau ber spoiler tentang cerita detailnya, gue merasa film ini sangat dekat dengan kehidupan kita, mau lo jomblo, punya pacar baik, dan apapun. Tetep aja kita bisa ngerasa relate, bahkan gue sedikit ngerasa relate (karena gue kayanya bisa dibilang agak posesif lol tp in small things sih but still..).

Gue punya teman yang pacarnya dan cara pacarannya gak sehat, posesif gila, atau emang kaya kadang udah males ngomonginnya karena gue mikir apa mereka punya otak? Hiks.

Entah apakah temen gue yang pernah di jambak geret-geret pacarnya terus dikunciin dikamar mandi akan sadar, atau temen gue yang tiap tahun minimal sekali diselingkuhin akan sadar, atau temen gue yang cowoknya selalu full of himself dan membuat kesalahan yang nggak make sense untuk di maafin akan sadar setelah mereka menonton film ini?

Bahwa, kita itu suatu individu yang nggak ada tanggung jawab sama hidup orang lain.

Karena, apa yang gue liat disini fenomenanya kita akan menganggap itu 'normal' atau bisa 'dimaafkan' ketika kita nemuin celah bahwa 'wajar' seseorang berlaku 'abusive' atau 'posesif' ke kita. Rasa tanggung jawab bahwa cuma kita yang bisa merubah dia, atau dia begitu karena kita yang mancing dan buat kesalahan duluan. Atau yang paling worst, 'dia akan berubah'. Lol. Believe me she/he won't, dear.

Jangan takut untuk pergi dan mengakhiri sesuatu yang menjadi penghalang hal baik datang ke elo. Apalagi cuma seonggok pacar. Eventhough, pasti ketika nonton ini kita paham dan sedikit mengerti alasan-alasan Yudhis, still apa yang dia lakukan nggak bisa dibilang wajar dan dibiarkan begitu saja.

So, thumbs up buat penulis dan sutradaranya for taking a teenage movie-drama-romcom to this whole new level.



Jangan lupa pada nonton, ya! Whoever yang belom nonton pas baca tulisan ini. Hehe.

-D-

Comments

Popular Posts