mengapa manusia banyak yang aneh?
Kisah ini bermula pada saat beberapa waktu lalu gue buka instagram, ada postingan dari salah satu perempuan yang gue kenal, seumuran sama gue, tapi alhamdulillah dia sudah menikah dan punya dua anak. Sebut aja namanya "Orla".
Orla heboh di insta-story, hanya dengan tulisan dan background hitam dia menyuruh kita semua yang nonton insta-story tersebut untuk 'ngecek' postingan terakhir dia di Instagram. Too bad gue nggak sempet screenshot karena sepertinya dia sudah menghapus postingan tersebut. Tanpa mengada-ada, kurang lebih inti postingan tersebut adalah dia curhat:
Kenapa banyak orang yang ribet ngurusin hidup dia yang memutuskan untuk berhenti kuliah.
Well, okay. Gue juga nggak suka kalau orang lain ngurusin hidup gue. Apalagi yang menyangkut personal decision kaya begitu.
Dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah yang mana sudah semester enam (sepertinya?) karena dia lebih memilih untuk mengurus kedua anaknya dirumah. Dia tidak mau anaknya diurus oleh babysitter (walaupun, dia memiliki babysitter sekarang karena anak kedua dan pertamanya jaraknya dekat jadi rempong katanya), dan sedikit pamer bahwa suaminya sangat pengertian dan hebat karena pernah mendeklarasi 'biar urusan uang Papa yang urus, Mama tolong jaga anak-anak kita ya' (try not to cringe but cringe anyway). Kesimpulannya, dia mau mendidik anaknya, tidak mau anaknya tumbuh tanpa kasih sayang orang tua, buat apa uang banyak kalau anaknya nggak 'deket' sama mamanya. Because, setiap malem anaknya dia yang kelonin, dan lain sebagainya.
Membaca tulisan Orla tersebut membuat kepala saya sakit.
WHY
WHY
Bayangin deh, gue nggak nyangka di tahun 2017 dengan orang yang seumuran gue masih dengan mindset sedemikian standardnya Orla. I mean, i appreciate he decision though, its just.. her arguments are not make any sense. At all.
Gue sekarang sudah lulus, sudah kerja. Di kantor BANYAAAAK banget Ibu-Ibu. Sure, mereka memiliki anak, bahkan banyak yang lebih dari satu, banyak yang sedang hamil menanti anak selanjutnya, dan semua yang Orla lontarkan terlalu bullshit menurut gue.
Senior gue dikantor, umurnya 35 tahun, anaknya dua, suka kedengeran kalau nelfon anaknya pake bahasa inggris (well, ini bukan hal yang wow untuk jaman sekarang) but consider that anaknya seumuran adek gue dan adek gue les englishnya masih cas cis cus, gue merasa, she did well (FYI anaknya around 7-8 tahun). Suka nggak sengaja tahu juga anaknya dapet nilai yang almost perfect di pelajaran apapun, even Mandarin yang lumayan susah. Math? I think she did very well too. Hal terpenting adalah, gue tidak melihat anaknya kekurangan perhatian sama sekali dan kekurangan edukasi sama sekali, anaknya terdengar well behave, ada aturan-aturan strict yang sering gue denger tapi bagus untuk seorang anak.
Dibandingkan Orla, tentu tidak ada apa-apanya. Gue lihat dari insta-story anaknya tidak melakukan sesuatu hal yang wow untuk anak seumurannya. Nggak perlu standard setinggi Kirana (seleb instagram bayi pintar nan gemes), standard anak yang seengganya pinter dikit juga nggak. So-so aja anaknya, sukanya nyanyi-nyanyi doang, tapi Ibunya bangga. Gue juga nggak pernah liat Orla ngajak anaknya ke toko buku, atau main games yang bikin anak pinter, atau main leggo, atau apapun itu. Entah emang nggak ditunjukin atau bagaimana. I dont know.
Semua itu alesan aja menurut gue, sure anak itu tanggung jawab dia sebagai Ibunya, tapi dia juga memiliki tanggung jawab lain yaitu menuntaskan apa yang dia sudah mulai, yakni Kuliah. Kenapa demikian? karena, menurut gue, apapun yang dia lontarkan hanyalah excuse. Kuliah sehari berapa lama sih? Bahkan Syanin (seleb ig juga) aja bisa kuliah sambil hamil-punya anak-skripsian-bisnis-dan menjadi seleb ig.
Maksud gue, nggak usah 'keakehan cangkem' kalau emang alesan lo adalah, lo mager dan bukan orang yang bertanggung jawab. That's it.
Nggak usah sok judge Ibu yang lo cap 'ibu modern' yang juga lo sebut buat apa anak lebih akrab sama pembantu kalau kata lo. Well, senior gue dikantor, ada juga seleb ig banyak, ada yang dokter, ada banyak orang di dunia ini wanita dengan jabatan tinggi dan punya anak, anaknya nggak terlantar dan sendu sedih gitu tuh, bahkan anaknya lebih pinter nggak cuma nyanyi-nyanyi ngelucu weekend diajak ke mall doang.
Huft.
----------
to be continued.
Orla heboh di insta-story, hanya dengan tulisan dan background hitam dia menyuruh kita semua yang nonton insta-story tersebut untuk 'ngecek' postingan terakhir dia di Instagram. Too bad gue nggak sempet screenshot karena sepertinya dia sudah menghapus postingan tersebut. Tanpa mengada-ada, kurang lebih inti postingan tersebut adalah dia curhat:
Kenapa banyak orang yang ribet ngurusin hidup dia yang memutuskan untuk berhenti kuliah.
Well, okay. Gue juga nggak suka kalau orang lain ngurusin hidup gue. Apalagi yang menyangkut personal decision kaya begitu.
Dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah yang mana sudah semester enam (sepertinya?) karena dia lebih memilih untuk mengurus kedua anaknya dirumah. Dia tidak mau anaknya diurus oleh babysitter (walaupun, dia memiliki babysitter sekarang karena anak kedua dan pertamanya jaraknya dekat jadi rempong katanya), dan sedikit pamer bahwa suaminya sangat pengertian dan hebat karena pernah mendeklarasi 'biar urusan uang Papa yang urus, Mama tolong jaga anak-anak kita ya' (try not to cringe but cringe anyway). Kesimpulannya, dia mau mendidik anaknya, tidak mau anaknya tumbuh tanpa kasih sayang orang tua, buat apa uang banyak kalau anaknya nggak 'deket' sama mamanya. Because, setiap malem anaknya dia yang kelonin, dan lain sebagainya.
Membaca tulisan Orla tersebut membuat kepala saya sakit.
WHY
WHY
Bayangin deh, gue nggak nyangka di tahun 2017 dengan orang yang seumuran gue masih dengan mindset sedemikian standardnya Orla. I mean, i appreciate he decision though, its just.. her arguments are not make any sense. At all.
Gue sekarang sudah lulus, sudah kerja. Di kantor BANYAAAAK banget Ibu-Ibu. Sure, mereka memiliki anak, bahkan banyak yang lebih dari satu, banyak yang sedang hamil menanti anak selanjutnya, dan semua yang Orla lontarkan terlalu bullshit menurut gue.
Senior gue dikantor, umurnya 35 tahun, anaknya dua, suka kedengeran kalau nelfon anaknya pake bahasa inggris (well, ini bukan hal yang wow untuk jaman sekarang) but consider that anaknya seumuran adek gue dan adek gue les englishnya masih cas cis cus, gue merasa, she did well (FYI anaknya around 7-8 tahun). Suka nggak sengaja tahu juga anaknya dapet nilai yang almost perfect di pelajaran apapun, even Mandarin yang lumayan susah. Math? I think she did very well too. Hal terpenting adalah, gue tidak melihat anaknya kekurangan perhatian sama sekali dan kekurangan edukasi sama sekali, anaknya terdengar well behave, ada aturan-aturan strict yang sering gue denger tapi bagus untuk seorang anak.
Dibandingkan Orla, tentu tidak ada apa-apanya. Gue lihat dari insta-story anaknya tidak melakukan sesuatu hal yang wow untuk anak seumurannya. Nggak perlu standard setinggi Kirana (seleb instagram bayi pintar nan gemes), standard anak yang seengganya pinter dikit juga nggak. So-so aja anaknya, sukanya nyanyi-nyanyi doang, tapi Ibunya bangga. Gue juga nggak pernah liat Orla ngajak anaknya ke toko buku, atau main games yang bikin anak pinter, atau main leggo, atau apapun itu. Entah emang nggak ditunjukin atau bagaimana. I dont know.
Semua itu alesan aja menurut gue, sure anak itu tanggung jawab dia sebagai Ibunya, tapi dia juga memiliki tanggung jawab lain yaitu menuntaskan apa yang dia sudah mulai, yakni Kuliah. Kenapa demikian? karena, menurut gue, apapun yang dia lontarkan hanyalah excuse. Kuliah sehari berapa lama sih? Bahkan Syanin (seleb ig juga) aja bisa kuliah sambil hamil-punya anak-skripsian-bisnis-dan menjadi seleb ig.
Maksud gue, nggak usah 'keakehan cangkem' kalau emang alesan lo adalah, lo mager dan bukan orang yang bertanggung jawab. That's it.
Nggak usah sok judge Ibu yang lo cap 'ibu modern' yang juga lo sebut buat apa anak lebih akrab sama pembantu kalau kata lo. Well, senior gue dikantor, ada juga seleb ig banyak, ada yang dokter, ada banyak orang di dunia ini wanita dengan jabatan tinggi dan punya anak, anaknya nggak terlantar dan sendu sedih gitu tuh, bahkan anaknya lebih pinter nggak cuma nyanyi-nyanyi ngelucu weekend diajak ke mall doang.
Huft.
----------
to be continued.
Comments
Post a Comment