not-so-review film: Aruna & Lidahnya (2018)



Aruna, cewek usia 30 tahun-an yang hobby makan. Hidupnya sih medioker-medioker aja. Punya sahabat Chef bernama Bono yang (nggak) diem-diem (amat) naksir sahabatnya yang lain bernama Nad. Ketiganya jalan-jalan sambil nemenin Aruna menjalankan tugas kantornya, yang mana investigasi kasus flu burung yang ada di beberapa kota di Indonesia. Sambil menyelam minum air, Aruna investigasi sambil liburan slash kuliner-an bareng kedua sahabatnya tersebut.

Ternyata, nggak cuma mereka bertiga aja. Ada juga Farish, dulunya rekan kerja Aruna, sekarang udah dikantor yang berbeda tapi mendampingi Aruna investagasi kasus flu burung ini. Keempatnya jalan-jalan, kerja, makan, ngobrol, dan berkonflik satu sama lain.

Ceritanya nggak kompleks tapi juga nggak simple-simple amat. Banyak ocehan-ocehan menyentil tentang politik, agama, dan percintaan yang di bawa ringan tapi nggak remeh. Chemistry setiap karakternya berasa. Antara Aruna dan Bono emang berasa mereka ini udah konco kentel. Tanpa Aruna ngomong jelasin perasaannya atau apalah, Bono udah tau maksud Aruna apa. Antara Bono dan Nad juga berasa bahwa Bono emang suka sama Nad dari lama, dan Nad nyadar itu. Gemesnya, walaupun karakter Farish agak ngeselin menurut gue di film ini, tapi dia sama Aruna ini kalau udah ngoceh bareng, berasa bahwa lo berdua tuh sama-sama suka, cuma sifatnya bertolak belakang banget aja.

Diselipin twist dan dialog-dialog indonesia banget yang kocak, walaupun sinematografi ini film nggak bagus-bagus amat, tapi untuk adegan makanannya, boleh banget, bikin laperrrr berat dan makanannya keliatan cantik dan lezat!

Aruna dan Lidahnya membuat gue merasakan apa yang gue rasakan waktu nonton Filosofi Kopi pertama dulu. Puas dari awal sampai akhir.

Kuddos Mas Edwin, karya-mu memang selalu jadi favoritku!

Sekian.



P.S Oka Antaranya, bok. Tiap dia ada di layar gue nggak santai :)))

Comments

Popular Posts